Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak inimemang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa sayamembesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Sayamenamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.
